- Home >
- Organisasi dan Metode Softskill >
- Gaya Kepemimpinan Steve Jobs
Posted by : Eko Utomo Haryanto
Jumat, 21 Juni 2013
(The Manager’s Lounge – Leadership) – Steve Jobs merupakan salah satu sosok pemimpin bisnis yang paling menonjol saat ini. Meskipun ia tidak pernah menyelesaikan kuliahnya, namun Jobs terbukti menjadi salah satu entrepreneur yang tersukses di dunia. Apa yang menjadi keunggulan Jobs dan bagaimana gaya kepemimpinannya yang unik menjadi kunci kesuksesan Apple? Berikut ini adalah ulasannya.
Visioner
Steve Jobs merupakan salah satu pemimpin yang paling visioner, dimana ia selalu mempunyai visi jangka panjang, yang kemudian membuktikan bahwa langkah yang ia ambil merupakan langkah revolusioner. Macintosh, misalnya, yang diluncurkan pada awal tahun 1984, merupakan PC pertama yang menggunakan mouse, serta dilengkapi graphical user interface (GUI), bukan hanya command-line interface. Hingga saat ini, PC pasti dilengkapi dengan mouse juga GUI. Hingga kini, iPod menjadi MP3 player terpopuler di dunia, dan iPhone juga menjadi salah satu most wanted gadget di seluruh dunia.
Steve Jobs merupakan salah satu pemimpin yang paling visioner, dimana ia selalu mempunyai visi jangka panjang, yang kemudian membuktikan bahwa langkah yang ia ambil merupakan langkah revolusioner. Macintosh, misalnya, yang diluncurkan pada awal tahun 1984, merupakan PC pertama yang menggunakan mouse, serta dilengkapi graphical user interface (GUI), bukan hanya command-line interface. Hingga saat ini, PC pasti dilengkapi dengan mouse juga GUI. Hingga kini, iPod menjadi MP3 player terpopuler di dunia, dan iPhone juga menjadi salah satu most wanted gadget di seluruh dunia.
Setiap orang dengan keunikannya jelas
memiliki karakter kepemimpinannya masing-masing. Tapi, jelas ada hal umum yang
sifatnya mutlak dimiliki untuk kemajuan.
Steve Jobs, mencoba menjelaskan lima karakter kepemimpinan untuk kesuksesan perusahaan. Berikut, karakter tersebut
1. Manajemen Steve Jobs: kepemimpinan yang unik
Dulu orang membicarakan baju turtleneck berwarna hitam yang dibilang konyol, jeans dan sepatu ketsnya. Lalu orang-orang mulai mengejek gaya bicaranya. Kini para eksekutif dan wirausahawan mencoba meniru gagasan manajemen sang legenda Apple tersebut.
Dulu orang membicarakan baju turtleneck berwarna hitam yang dibilang konyol, jeans dan sepatu ketsnya. Lalu orang-orang mulai mengejek gaya bicaranya. Kini para eksekutif dan wirausahawan mencoba meniru gagasan manajemen sang legenda Apple tersebut.
Sayangnya, Anda tidak bisa sekedar menyalin dan menggandakan
bakat, kebijakan atau kepemimpinannya yang mendobrak. Itu tidak akan berhasil.
Sebab Steve Jobs yang orang-orang coba tiru itu, orang yang melejitkan Apple,
adalah Steve Jobs yang berbeda dari Steve Jobs sebelumnya — yang dipecat dari
perusahaan yang ia dirikan sendiri.
Peristiwa tragis dan menyakitkan tersebut mengubah dirinya.
Itu merupakan sebuah proses yang harus ia lalui. Itulah yang menjadikannya
orang yang membuat perusahaan teknologi terbesar di dunia tersebut menjadi
hebat. Hal itu dinamakan pengalaman. Anda tidak dapat meniru pengalaman.
Keunikannya yang dimiliki Steve Jobs jelas hanya milikinya.
Maka, setiap pemimpin memiliki pengalaman sebagai bahan pelajaran terbaiknya
dalam hidup.
2. Keterikatan dengan karyawan
Tentu saja, setiap eksekutif dan pimpinan bisnis ingin agar para pekerjanya menyukai pekerjaan mereka dan merasakan bahwa mereka adalah faktor penting dalam penentu kesuksesan perusahaan. Itu mudah. Itu juga bukan merupakan hal baru.
Tentu saja, setiap eksekutif dan pimpinan bisnis ingin agar para pekerjanya menyukai pekerjaan mereka dan merasakan bahwa mereka adalah faktor penting dalam penentu kesuksesan perusahaan. Itu mudah. Itu juga bukan merupakan hal baru.
Cara untuk membuat para pegawai termotivasi adalah dengan membuat sebuah budaya yang membuat mereka merasa diberdayakan, yang membuat mereka merasa melakukan hal yang berbeda, yang membuat mereka merasa tertantang sekaligus mendukung mereka. Itu bukanlah hal yang rumit dan Anda tidak harus menyewa konsultan pegawai untuk melakukannya.
3. Produktivitas individu serta manajamen waktu
Kapan memberdayakan setiap menit waktu produktif Anda menjadi tujuan utama? Sini saya kasih tahu: Jika Anda sulit hidup teratur, bukan orang yang rajin, memiliki ruang kerja yang berantakan, serta tidak rapih bukan berarti bahwa Anda terpuruk dan mengenaskan. Itu hanya berarti bahwa Anda seperti banyak orang sukses dan inovatif yang saya kenal selama beberapa tahun.
Kapan memberdayakan setiap menit waktu produktif Anda menjadi tujuan utama? Sini saya kasih tahu: Jika Anda sulit hidup teratur, bukan orang yang rajin, memiliki ruang kerja yang berantakan, serta tidak rapih bukan berarti bahwa Anda terpuruk dan mengenaskan. Itu hanya berarti bahwa Anda seperti banyak orang sukses dan inovatif yang saya kenal selama beberapa tahun.
Dan jika Anda masih harus mencari sedikit waktu, cukup
lakukan seperti apa yang saya lakukan. Kurangi. Kurangi sama dengan menambah.
Prioritaskan hal penting. Anda akan menjadi lebih sukses dan lebih bahagia.
Cukup seperti itu.
4. Kecerdasan emosional
Gaya kepemimpinan dan manajemen secara tradisional telah habis. Kini masanya soft skill, siapa yang tidak ingin menjadi seorang CEO yang memiliki empati dan mawas diri? Masalah kecerdasan emosional adalah hal yang sulit diukur.
Gaya kepemimpinan dan manajemen secara tradisional telah habis. Kini masanya soft skill, siapa yang tidak ingin menjadi seorang CEO yang memiliki empati dan mawas diri? Masalah kecerdasan emosional adalah hal yang sulit diukur.
Jika kecerdasan emosional bisa menjadi alat untuk
memprediksi kesuksesan bisnis, lalu bagaimana Anda bisa menghitung kecerdasan
emosional Steve Jobs, Bill Gates, Larry Ellison, Larry Page, Mark Zuckerberg,
serta puluhan wirausahawan dan eksekutif sukses lainnya?
5. Kepemimpinan berdasarkan kelebihan
Ini sangat sederhana. Kita hidup dalam masa yang berubah dengan cepat, dunia bisnis yang terus mengalami perubahan. Jika Anda memiliki kelebihan maka Anda mampu mengadaptasinya menjadi keuntungan yang kompetitif, berkonsentrasilah pada hal itu.
Ini sangat sederhana. Kita hidup dalam masa yang berubah dengan cepat, dunia bisnis yang terus mengalami perubahan. Jika Anda memiliki kelebihan maka Anda mampu mengadaptasinya menjadi keuntungan yang kompetitif, berkonsentrasilah pada hal itu.
Namun, jika Anda memiliki kelemahan yang besar yang mungkin
bisa saja membuat Anda dan rekan kerja terpuruk, maka jangan abaikan kelemahan
tersebut.
Bagaimana menurut Anda lima apenjelasan tadi. Semoga dapat
menjadi referensi kita dalam menempa kepemimpinan organisasi perusahaan J
Berikut ini cuplikan videonya :)
Sumber:
http://mizanmag.com/bisnis/lima-gaya-kepemimpinan-yang-hebat.html#.UcP6AZxHLyc
http://businesslounge.co/?p=5459